IRI HATI








"Kok adek mulu sih ma, pa, apa apa adek mulu, aku pengen ini itu ga boleh, aku harus berkorban, aku harus ngalah, kesel deh"

"Kok mama sih yang shoping shoping mulu, kalo aku yang shoping di komplain mulu, dikata harus hemat dan lain lain, tapi mama sibuk belanja mulu"


Pernah ga ngerasain atau ngalamin hal diatas ? Mungkin diantara kamu ada yang menjadi anak pertama dan diharuskan mengalah dalam segala hal untuk adik adiknya atau bahkan mamanya atau demi keluarganya. Sometimes merasa tidak adil ya, karena sama sama sebagai anak terkadang kita juga pengen tidak ada pengecualian dan sama rata. Namun tingkat ekonomi keluarga tertentu terkadang mengharuskan "sang kakak" ini harus mengalah. 

Well dari situ aku juga belajar, aku pernah merasakan ke iri-an yang amat sangat terhadap adeku. Kejadian ini terjadi disaat aku masih sekolah dasar. Yah namanya anak kecil ya khaan jadi apa yang dimiliki oleh sodara atau bahkan temannya pasti kita merasa ingin memilikinya juga. Ketika rasa iri atau rasa cemburu itu datang kita jadi ga pandang bulu kan mau marah dengan siapapun.

Tak terkecuali dengan saudara kandung kita sendiri. Diwaktu itu aku memiliki adik laki laki yang dibilang manja dan amat keras kepala. Segala hal yang dia lihat entah itu penjual makanan atau penjual mainan keliling hingga penjual mainan di mall, dia merasa harus beli. Hingga terkadang ia merengek terhadap orangtua aku, dan kalau keinginannya tidak dituruti dia ga segan segan buat gulung gulung dilantai sambil nangis. What the hell yeah. Sebagai orangtua yang hanya waktu itu pekerja honorer berusaha semampunya demi meredam amarah adek ku. 

Namun terkadang cara halus mereka tak terkalahkan dengan ego adeku yang cukup besar. Hingga akhirnya setiap apa yang dia mau orangtua selalu memberikannya. 

Dari situlah muncul kecemburuan sosial pada diri ku. Aku mulai merasa aku tidak dianggap, apa yang aku mau jarang sekali diberi atau bahkan tidak sama sekali. Papaku berkata "kamu anak pertama, dulu waktu kamu kecil kamu sudah diberi segalanya, sekarang ada ade kamu, kamu harus mengalah, dan ini giliran ade kamu buat merasa bahagia". Aku cukup paham dengan perkataan papa waktu itu. Papaku tidak bilang "kak papa ga punya uang" , tp kata kata itu cukup bijak menurut pandanganku. Dan dari situ aku berpikir "oke sekarang kalo aku mau beli apa apa aku ga minta sama papa, tapi aku nabung sendiri"

Setelah nasihat papa di waktu itu pada hari berikutnya rasa iri terhadap saudaraku mulai berkurang. Aku belajar menerima, meski terkadang di waktu itu aku masih suka menangis sendiri dan bertengkar dengan adeku dengan merusak mainannya, karena masih ada sisa sisa rasa iri hati. Namun perlahan ketika mulai beranjak remaja aku mulai mengerti dan memahami kondisi keluargaku, baik dari perasaan orangtua dan perekonomiannya.

Sikap kontrol yang aku tanam pada diriku sendiri, membuatku selalu bisa menahan sikap iri yang berlebihan atau pun cemburu yang berlebihan. Aku bisa menerima keadaanku sendiri tanpa menyalahkan orang lain. Aku mampu melihat orang lain bahagia dengan segala materi yang mereka miliki, tanpa aku harus merasa iri hati.

Sikap ini berlaku hingga aku beranjak dewasa. Ketika aku memasuki masa SMA aku memiliki seorang adik perempuan lagi. Dan perhatian orang tua selalu tertuju pada adek laki laki dan adek perempuanku. Segala hal yang mereka mau pasti akan selalu terpenuhi. Melihat hal seperti itu aku sudah merasa terbiasa, meski masih ada sedikit rasa dan hati ini menjerit "aku juga mau seperti mereka" tapi kemudian aku tersadar dengan tujuanku sendiri. Dan segera membuang rasa iri itu.

Seiring berjalannya waktu ketika aku lulus SMA, aku mulai mencari jati diri dan kenyamanan dalam hidup. Aku selalu bekerja keras untuk mendapatkan apa yang aku mau. Tanpa bantuan orangtua ataupun orang lain, aku mampu berjuang meraih sedikit demi sedikit hal yang aku inginkan. 



Dalam hidup memang tak mudah untuk menentukan jadi diri kita ataupun kesuksesan dalam hidup kita. Namun hal yang selalu harus kita lawan adalah Iri hati dan kecemburuan. Sesukses apapun kamu dalam hidup jika memiliki rasa iri dan cemburu yang berlebihan dalam hidup, tak akan membuat kamu damai menjalaninya. 

I love my family, i love my brother and my sister. Meski kita tumbuh dewasa dalam hal yang berbeda. But i don't hate them dan ga akan pernah bisa membenci. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belanja Mudah Tanpa Ribet Tokotalk

Tips Merawat Wajah Berjerawat Dan Kulit Berminyak

Kisah Persahabatan Manusia Dan Kucing (cerpen based on true story)